Sunday 9 November 2014

Tugas Administrasi Proyek


Mardiana Susanti
1.      Sebutkan jenis-jenis proyek dalam manajemen kesehatan
2.      Apa yang anda ketahui tentang perbedaan proyek dan program
3.      Apakah keuntungan dengan adanya manajemen dalam suatu proyek
4.      Hal apa saja yang mungkin terjadi jika tidak ada proses manajemen pada suatu proyek
5.      Faktor apa saja yang mempengaruhi keselarasan antara efektifitas dan efisiensi dari suatu proyek
Jawaban
1.      Jenis proyek dalam manajemen kesehatan
a.       Proyek engineering konstruksi
b.      Proyek engineering manufacture
c.       Proyek pelayanan manajemen
d.      Proyek penelitian dan pengembangan
e.       Proyek capital secara umum
2.      Yang saya ketahui tentang perbedaan proyek dan program adalah
a.       Proyek
Suatu susunan dari rencana yang akan dan atau telah di implementasikan ketika sudah selesei atau closing maka akan berakhir atau “end”
b.      Program
Suatu susunan dari rencana yang akan dan atau telah diimplementasikan ketika sudah selesei, selanjutnya dievaluasi dan bersifat continoue
3.      Keuntungan dengan adanya manajemen dalam suatu proyek
a.       Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang
b.      Menghindari pekerjaan yang tumpang tindih
c.       Meningkatkan pendayagunaan dana
4.      Hal yang mungkin terjadi jika tidak ada proses manajemen pada suatu proyek
a.       Deadline tidak tercapai
b.      Pekerjaan yang harus diulang
c.       Anggaran yang terlampaui
d.      Kemajuan proyek yang tidak jelas
e.       Konflik diantara staffselama penugasan proyek
f.       Kompetensi yang kurang
5.      Faktor yang mempengaruhi keselarasan antara efektifitas dan efisiensi dari suatu proyek
a.       Cost (Biaya)
b.      Time (Waktu)
c.       Scope (Jangkauan)
d.      Quality (Kualitas)
Mardiana Susanti

Sunday 6 July 2014

Laporan Praktikum Pemeriksaan Kebisingan


1.    Tujuan :
Untuk mengetahui tingkat kebisingan yang diterima oleh tenaga kerja di area tempat kerja.
2.    Alat dan Bahan :
a.    Sound Level Meter
b.    Alat tulis
3.    Prinsip Kerja 
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan menggunakan alat yang dinamakan sound level meter yang bisa diukur untuk mengetahui tingkat tekanan bunyi dengan satuan dB (A) selama 10 menit untuk tiap pengukuran. Pencatatan dilakukan setiap 5 detik.
4.    Cara Kerja
a.   Tentukan titik sampling yang baik, jarak dari dinding pemantul 2-3 meter
b.   Letakkan/pegangan sound level meter pada ketinggian 1,00-1,20
c.   Arahkan mikrofon ke sumber suara
d.   Hidupkan SLM dengan menggeser tombol on/of nya
e.   Setel repon F (fast) dan filter A pada intensitas yang continue atau slow pada intensitas impulsive
f.    Geser rane suara, sesuai dengan intensitas bunyi lingkungan
g.   Catat angka yang muncul pada display
2.      Hasil pengukuran
a.      Waktu Praktikum
Hari/tanggal        : Selasa 24 Juni 2014
Tempat                : Perusahaan UD. Wangdi Rekayasa
Pukul                   : 10.00 WIB
 Tabel Pengukuran Tingkat Kebisingan
No
Ruang
Nilai Bising
1
Administrasi
59 dB
2
Las
98,3 dB
3
Parkir
70,4 dB
4
Produksi Corong
98,3 dB
5
Produksi Bubut
66,5  dB
6
Pemotongan Besi
104,4  dB
7
Batako
83,8  dB
8
Jenset Listrik
80,0 dB











9
Produksi Mixer
72,4  dB
10
Produksi Plat
79,4  dB
11
Audio
46,6  dB




b.    Harga normal /NAB
Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan menyatakan pembagian wilayah dalam empat zona.
1.   Zona A adalah zona untuk tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan atau sosial. Tingkat kebisingannya berkisar 35 – 45 dB.
2.   Zona B untuk perumahan, tempat pendidikan, dan rekreasi. Angka kebisingan 45 – 55 dB.
3.   Zona C, antara lain perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar, dengan kebisingan sekitar 50 – 60 dB.
4.   Zona D bagi lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta api, dan terminal bus. Tingkat kebisingan 60 – 70 dB.
Edaran Menteri Tenaga Kerja No.SE.01/MEN/1978 Edaran Menteri Tenaga Kerja No.SE.01/MEN/1978 
c.    Pembahasan
Praktikum kebisingan di tempat kerja dilakukan pengukuran pada setiap ruangan dengan cara memposisikan sound level meter pada kedudukan yang mempresentasikan tingkat intensitas bising, Aktifkan pengukuran dengan mengatur saklar geser pada kedudukan Lo atau Hi. Ketinggian microphone adalah 1,2 m dari permukaan tanah. Lalu angka yang mucul di layar sound level meter diambil dari angka rata-rata, kemudian dicatat. Pengukuran dengan sound level meter ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran pada suatu saat dengan standar atau Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan. Pengukuran yang ditunjukan hanya sekedar untuk mengendalikan terhadap lingkungan kerja dilaksanakan di tempat di mana pekerja menghabiskan waktu kerjan.
d.    Penutup
1)    Kesimpulan
Dari hasil pengukuran dan pembahasan data pengukuran tingkat kebisingan di 11 ruang, dapat diambil kesimpulan bahwa yang termasuk dalam kategori kebisingan yang melebihi ambang batas adalah 3 ruangan yaitu ruang Las, ruang produksi corong, dan ruang pemotongan besi. Sedangkan terdapat 8 ruang yang dibawah NAB yaitu ruang administrasi, ruang parkir, ruang produksi bubut, ruang batako, ruang jenset listrik, ruang produksi mixer, ruang produksi plat, dan ruang audio.
2)    Saran 
Praktikan diharapkan agar lebih terampil dan teliti dalam mengukur tingkat kebisingan ketika melakukan pengukuran agar hasil yang didapat lebih valid.



Friday 27 June 2014

STUDI KASUS SOSIAL MARKETING

TUGAS
STUDI KASUS SOSIAL MARKETING
KASUS WABAH HEPATITIS A

Oleh:
MARDIANA SUSANTI




Studi Kasus Sosial Marketing

Analisis yang dikategorikan dalam sosial marketing, adalah :
1.      Lingkungan
a.       Lingkungan Makro
-          Kondisi lingkungan masyarakat yang tidak bersih
-          Keadaan pemukiman masyarakat yang rawan banjir
-          Kondisi lingkungan yang pergantian musim (pancaroba)
b.      Lingkungan Mikro
-          Kurangnya peran serta masyarakat dalam upaya perbaikan lingkungan
-          Kurangnya tokoh yang ada dalam masyarakat sebagai penggerak
2.      Perilaku konsumen
a.       Kebiasaan anak-anak dan masyarakat yang jajanan di penjual yang tidak higienis
b.      Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mengolah, menyiapkan makanan dan kebiasaan tidak mencuci tangan setelah BAB maupun BAK
c.       Kebiasaan tidak menutup makanan dengan benar
d.      Kebiasaan saling bertukar dan saling pinjam barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi dll
3.      Segmentasi
a.       Balita
b.      Anak usia sekolah
c.       Orang Dewasa
4.      Target Pasar
Hukum Pareto : Memfokuskan pada 20% dari pasar yang benar-benar kita kuasai, maka kita sudah memenuhi 80% kebutuhan pasar”
Dengan memperhatikan indikator keberhasilan pemilihan target pasar yaitu berkelanjutan, keterjangkauan, ketanggapan serta dapat diidentifikasi maka dapat ditetapkan targetnya adalah anak-anak. Karena target pasar anak usia sekolah dapat dijangkau dengan jelas, dapat diidentifikasi serta diukur besarnya dengan mudah
5.      Penempatan Produk
Gerakan cuci tangan pakai sabun dan penyuluhan tentang menjaga lingkungan, perilaku yang benar untuk kasus hepatitis A
Kampanye imunisasi balita dan anak-anak, satu kali. Sedangkan orang dewasa melakukan booster setelah 6-12 ulan imunisasi pertama
6.      Strategi
Mengajak anak usia sekolah untuk membiasakan diri mencuci tangan sebelum makan, dan mensosialisasikan kepada masyarakat (remaja, dewasa, lansia) tentang perilaku yang baik serta menjaga lingkungan yang benar
7.      4P
a.       Product
b.      Price
c.       Place
d.      Promotion
( Marketing Mix )
Dalam pemasaran sosial ada 2 hal lain yang mebuat berbeda. Yaitu adanya partnership (kemitraan) dan policy (kebijakan). Pada prinsipnya praktik social marketing tidak ada artinya apabila kemitraan tidak dijadikan tujuan organisasi. Demikian pula tak ada artinya upaya pengubahan perilaku melalui pemasaran sosial apabila tidak diikuti atau dilanjutkan dengan upaya mendorong tersusunnya sebuah kebijakan. Dengan penjabaran sebagai berikut :
-          Product
Kampanye cuci tangan sebelum makan, menutup makanan dengan benar dan sosialisasi tentang pengkonsumsian vitamin dan kampanye imunisasi
-          Price
Yang membeli produk adalah Dinas kesehatan
-          Place
Sekolah Dasar, Posyandu, Puskesmas, Kegiatan PKK
-          Promotion
Melalui media cetak berupa leaflet, brosur, poster serta media audio berupa radio
ü  Partnership
Pihak sekolah (Departemen Pendidikan, Departemen Agama), Instansi setempat (kelurahan, kecamatan) dan Dinas Kesehatan
ü  Policy
1.      Sekolah untuk mewajibkan anak didik untuk membeli jajanan hiegienis dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
2.      Pihak sekolah meminta komite sekolah untuk membuat sarana cuci tangan di sekolah
3.      Kebijakan kelurahan maupun kecamatan untuk menginstruksikan ketua PKK untuk memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang menjaga lingkungan yang benar, perilaku menjaga kesehatan yang benar dan penggunaan atau pengkonsumsian vitamin dan melakukan imunisasi
8.      Organisasi
Sebagai pengorganisasi program. Pelaksanaannya dengan memberdayakan masyarakat yang didukung oleh sponsor produk
9.      Pelaksanaan
Memperkuat jaringan sponsor yang akan dijadikan sebagai partner, menyelesaikan program-program guna memuluskan produk serta mengadakan pendekatan kepada partner dan sasaran target baik secara informal dan formal
10.  Pengendalian

Proses melihat apakah pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan. Monitoring harus dilakukan oleh pembuat produk dan juga dievaluasi. 

Entri Populer