BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telah diketahui bahwa sumber radiasi mempunyai sifat tidak dapat dirasakan
oleh panca indra manusia dan dapat merugikan bagi kesehatan dan lingkungan
apabila dalam pemanfaatanya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk
mengatasi sifat-sifat radiasi tersebut diperlukan suatu peralatan dan
pengetahuan yang khusus untuk menanganinya.
Sebagaimana sifat yang tidak dapat dirasakan sama sekali oleh
panca indra manusia, maka untuk menentukan ada tidaknya radiasi diperlukan suatu
alat ukur radiasi, intensitas, energi dan atau dosisnya. Salah satu contoh alat
ukur radiasi yang sering digunakan adalah Dosimeter Personal/Perorangan
Dalam penerapan prinsip proteksi radiasi pekerja yang akan
menangani sumber radiasi, selain mengerti dan mampu dalam hal penanganan sumber
radiasi secara teori, juga diharapkan mengetahui dan mampu memperggunakan alat
ukur radiasi sesuai dengan sumber radiasi yang akan ditangani. Karena hal itu
juga merupakan bagian terpenting dalam kinerja pekerja radiasi..
Rumusan Masalah
·
Mengetahui Bagaimana kinerja Dosimeter
Personal
·
Bagaimana struktur dan bahan Dosimeter
Personal
·
Apa keuntungan dan kelemahan Dosimeter
Personal
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan :
·
Mengetahui kinerja Dosimeter Personal
·
Mengetahui tipe-tipe Dosimeter Personal
·
Mengetahui struktur dan bahan Dosimeter
Personal
. Manfaat Penulisan
·
Untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai alat ukur radiasi
·
Sebagai bahan acuan materi pembelajaran dalam perkuliahan
proteksi radiasi.
Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Ø Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Ø Berisi tentang pengertian dosimeter personal, macam-macam dosimeter personal
BAB III : Penutup
Ø Berisi tentang Kesimpulan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Dosimeter
Personal
Alat ini digunakan untuk mengukur dosis radiasi secara akumulasi. Jadi,
dosis radiasi yang mengenai dosimeter personal akan dijumlahkan dengan dosis
yang telah mengenai sebelumnya. Dosimeter personal ini harus ringan dan
berukuran kecil karena alat ini harus selalu dikenakan oleh setiap pekerja
radiasi yang sedang bekerja di medan radiasi.
Terdapat tiga macam
dosimeter personal yang banyak digunakan saat ini yaitu:
·
dosimeter saku (pen /
pocket dosemeter)
·
film badge
·
Thermoluminisence
Dosemeter (TLD).
Dosimeter ini sebenarnya merupakan detektor kamar ionisasi sehingga prinsip kerjanya sama dengan detektor isian gas akan tetapi
tidak menghasilkan tanggapan secara langsung karena muatan yang terkumpul pada
proses ionisasi akan “disimpan” seperti halnya suatu kapasitor.
Konstruksi dosimeter saku berupa tabung silinder berisi gas sebagaimana
pada Gambar di atas. Dinding silinder akan berfungsi sebagai katoda, bermuatan
negatif, sedangkan sumbu logam dengan jarum 'quartz' di bagian bawahnya
bermuatan positif. Mula-mula, sebelum digunakan, dosimeter ini diberi muatan
menggunakan charger yaitu suatu daya dengan tegangan tertentu. Jarum quartz pada sumbu detektor akan menyimpang karena
perbedaan potensial. Dengan mengatur nilai tegangan pada waktu melakukan
'charging' maka penyimpangan jarum tersebut dapat diatur agar menunjukkan angka
nol. Dalam pemakaian di tempat kerja, bila ada radiasi yang memasuki detektor maka
radiasi tersebut akan mengionisasi gas, sehingga akan terbentuk ion-ion positif
dan negatif. Ion-ion ini akan bergerak menuju anoda atau katoda sehingga
mengurangi perbedaan potensial antara jarum dan dinding detektor. Perubahan
perbedaan potensial ini menyebabkan penyimpangan jarum berkurang.
Jumlah ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor sebanding dengan
intensitas radiasi yang memasukinya, sehingga penyimpangan jarum juga sebanding
dengan intensitas radiasi yang telah memasuki detektor. Skala dari penyimpangan
jarum tersebut kemudian dikonversikan menjadi nilai dosis.
Keuntungan dosimeter saku ini adalah dapat dibaca secara langsung dan tidak
membutuhkan peralatan tambahan untuk pembacaannya. Kelemahannya, dosimeter ini
tidak dapat menyimpan informasi dosis yang telah mengenainya dalam waktu yang
lama (sifat akumulasi kurang baik).
Pada saat ini, sudah dibuat dan dipasarkan dosimeter saku yang
diintegrasikan dengan komponen elektronika maju (advanced components) sehingga
skala pembacaannya tidak lagi dengan melihat pergeseran jarum (secara mekanik)
melainkan dengan melihat display digital yang dapat langsung menampilkan angka
hasil pengukurannya.
Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder.
Detektor film dapat “menyimpan” dosis radiasi yang telah mengenainya secara
akumulasi selama film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah
mengenainya –atau telah mengenai orang yang memakainya– maka tingkat kehitaman
film setelah diproses akan semakin pekat.
Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga
berfungsi sebagai penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa
jenis filter pada holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis
dan energi radiasi yang telah mengenainya.
Di pasar terdapat beberapa merk film maupun holder, tetapi BATAN selalu
menggunakan film dengan merk Kodak buatan USA dan holder merk Chiyoda buatan
Jepang seperti pada Gambar IV.3. Hal ini dilakukan agar mempunyai standar atau
kalibrasi pembacaan yang tetap.
Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik
daripada dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat membedakan jenis
radiasi yang mengenainya dan mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih
besar daripada dosimeter saku. Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang telah
mengenainya harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan tambahan
untuk membaca tingkat kehitaman film, yaitu densitometer.
Dosimeter
Termoluminisensi (TLD)
Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor
yang digunakan ini adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan
LiF. Proses yang terjadi pada bahan ini
bila dikenai radiasi adalah proses termoluminisensi. Senyawa lain yang sering
digunakan untuk TLD adalah CaSO4.
Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan,
baru kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah
diterimanya. Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai
temperatur tertentu, kemudian mendeteksi percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya.
Alat yang digunakan untuk
memproses dosimeter ini adalah TLD reader.
Keunggulan TLD dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada
ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah
diproses kristal TLD tersebut dapat digunakan lagi.
No comments:
Post a Comment