Saturday 1 October 2011

Tugas Mata kuliah Proteksi Radiasi " Dosimeter Personal"

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Telah diketahui bahwa sumber radiasi mempunyai sifat tidak dapat dirasakan oleh panca indra manusia dan dapat merugikan bagi kesehatan dan lingkungan apabila dalam pemanfaatanya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Untuk mengatasi sifat-sifat radiasi tersebut diperlukan suatu peralatan dan pengetahuan yang khusus untuk menanganinya.
   Sebagaimana sifat yang tidak dapat dirasakan sama sekali oleh panca indra manusia, maka untuk menentukan ada tidaknya radiasi diperlukan suatu alat ukur radiasi, intensitas, energi dan atau dosisnya. Salah satu contoh alat ukur radiasi yang sering digunakan adalah Dosimeter Personal/Perorangan
   Dalam penerapan prinsip proteksi radiasi pekerja yang akan menangani sumber radiasi, selain mengerti dan mampu dalam hal penanganan sumber radiasi secara teori, juga diharapkan mengetahui dan mampu memperggunakan alat ukur radiasi sesuai dengan sumber radiasi yang akan ditangani. Karena hal itu juga merupakan bagian terpenting dalam kinerja pekerja radiasi..

Rumusan Masalah

·         Mengetahui Bagaimana kinerja Dosimeter Personal
·         Bagaimana struktur dan bahan Dosimeter Personal
·         Apa keuntungan dan kelemahan Dosimeter Personal

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan :
·         Mengetahui kinerja Dosimeter Personal
·         Mengetahui tipe-tipe Dosimeter Personal
·         Mengetahui struktur dan bahan Dosimeter Personal

.      Manfaat Penulisan

·         Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai alat ukur radiasi
·         Sebagai bahan acuan materi pembelajaran dalam perkuliahan proteksi radiasi.

Sistematika Penulisan

BAB I         : Pendahuluan
Ø  Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II        : Tinjauan Pustaka
Ø  Berisi tentang pengertian dosimeter personal, macam-macam dosimeter personal
BAB III        : Penutup
Ø  Berisi tentang Kesimpulan 
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

 A. Pengertian Dosimeter Personal
Alat ini digunakan untuk mengukur dosis radiasi secara akumulasi. Jadi, dosis radiasi yang mengenai dosimeter personal akan dijumlahkan dengan dosis yang telah mengenai sebelumnya. Dosimeter personal ini harus ringan dan berukuran kecil karena alat ini harus selalu dikenakan oleh setiap pekerja radiasi yang sedang bekerja di medan radiasi.
Terdapat tiga macam dosimeter personal yang banyak digunakan saat ini yaitu:
·          dosimeter saku (pen / pocket dosemeter)
·          film badge
·          Thermoluminisence Dosemeter (TLD).
Dosimeter Saku
Dosimeter ini sebenarnya merupakan detektor kamar ionisasi sehingga prinsip kerjanya sama dengan detektor isian gas akan tetapi tidak menghasilkan tanggapan secara langsung karena muatan yang terkumpul pada proses ionisasi akan “disimpan” seperti halnya suatu kapasitor.
Konstruksi dosimeter saku berupa tabung silinder berisi gas sebagaimana pada Gambar di atas. Dinding silinder akan berfungsi sebagai katoda, bermuatan negatif, sedangkan sumbu logam dengan jarum 'quartz' di bagian bawahnya bermuatan positif. Mula-mula, sebelum digunakan, dosimeter ini diberi muatan menggunakan charger yaitu suatu daya dengan tegangan tertentu. Jarum quartz pada sumbu detektor akan menyimpang karena perbedaan potensial. Dengan mengatur nilai tegangan pada waktu melakukan 'charging' maka penyimpangan jarum tersebut dapat diatur agar menunjukkan angka nol. Dalam pemakaian di tempat kerja, bila ada radiasi yang memasuki detektor maka radiasi tersebut akan mengionisasi gas, sehingga akan terbentuk ion-ion positif dan negatif. Ion-ion ini akan bergerak menuju anoda atau katoda sehingga mengurangi perbedaan potensial antara jarum dan dinding detektor. Perubahan perbedaan potensial ini menyebabkan penyimpangan jarum berkurang.
Jumlah ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor sebanding dengan intensitas radiasi yang memasukinya, sehingga penyimpangan jarum juga sebanding dengan intensitas radiasi yang telah memasuki detektor. Skala dari penyimpangan jarum tersebut kemudian dikonversikan menjadi nilai dosis.
Keuntungan dosimeter saku ini adalah dapat dibaca secara langsung dan tidak membutuhkan peralatan tambahan untuk pembacaannya. Kelemahannya, dosimeter ini tidak dapat menyimpan informasi dosis yang telah mengenainya dalam waktu yang lama (sifat akumulasi kurang baik).
Pada saat ini, sudah dibuat dan dipasarkan dosimeter saku yang diintegrasikan dengan komponen elektronika maju (advanced components) sehingga skala pembacaannya tidak lagi dengan melihat pergeseran jarum (secara mekanik) melainkan dengan melihat display digital yang dapat langsung menampilkan angka hasil pengukurannya.
Film Badge
Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film dapat “menyimpan” dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya –atau telah mengenai orang yang memakainya– maka tingkat kehitaman film setelah diproses akan semakin pekat.
Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga berfungsi sebagai penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis filter pada holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis dan energi radiasi yang telah mengenainya.
Di pasar terdapat beberapa merk film maupun holder, tetapi BATAN selalu menggunakan film dengan merk Kodak buatan USA dan holder merk Chiyoda buatan Jepang seperti pada Gambar IV.3. Hal ini dilakukan agar mempunyai standar atau kalibrasi pembacaan yang tetap.
Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik daripada dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat membedakan jenis radiasi yang mengenainya dan mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih besar daripada dosimeter saku. Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang telah mengenainya harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan tambahan untuk membaca tingkat kehitaman film, yaitu densitometer.
Dosimeter Termoluminisensi (TLD)
Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang digunakan ini adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF. Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses termoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO4.
Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, baru kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya. Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai temperatur tertentu, kemudian mendeteksi percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang digunakan untuk memproses dosimeter ini adalah TLD reader.
Keunggulan TLD dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah diproses kristal TLD tersebut dapat digunakan lagi.
     




No comments:

Entri Populer